Metode Self-Potential
Latar Belakang
Metode Self-Potential telah digunakan sejak tahun 1920 sebagai metode sekunder dalam pencarian metal atau logam. Beberapa tahun kemudian metode ini berkembang ke arah investigasi air tanah dan geothermal, hingga saat ini metode ini sudah digunakan
dalam penentuan struktur geologi suatu area.
Metode
ini merupakan metode yang paling murah dari semua metode geofisika dalam hal peralatan dan penggunaan.
Metode ini
merupakan metode pasif yang hanya mengukur potensial alami dari dalam bumi. Potensial
yang terukur biasa berkisar
antara < 1 mV sampai 1 V dan perbedaan tanda
(positif atau negatif)
menandakan perbedaan anomali. Saat ini metode ini sangat
jarang digunakan dikarenakan dalam pengukuran potensial bumi
terus berubah-ubah sehingga sangat sulit melakukan
interpretasi dengan metode ini. Interpretasi dari data self-potential pada umumnya dilakukan dengan membandingkan data model fisis dengan bentuk sederhana geometri.
Pengukuran
Self Potential
Pengukuran self-potential
sangatlah mudah. Dua porous
pot elektroda yang tidak berkutub dihubungkan pada mulitmeter dengan impedansi input
lebih besar dari 108 ohm dan mampu mengukur paling kecilnya 1 mV. Masing-masing elektroda dibuat dari elektroda
tembaga yang dicelupkan pada larutan tembaga
sulfide yang dapat
menyerap melalui porous
base pada
pot, agar dapat mengalami hubungan
listrik dengan tanah. Alternatif lainnya, dapat
digunakan elektroda seng yang mengandung sulfida seng atau perak pada perak klorida.
Ada dua teknik pengambilan
atau pengukuran SP yakni metode gradien potensial
dan metode
amplitudo
potensial. Metode gradien potensial menggunakan
dua
elektroda dengan
berpindah-pindah
pada jarak yang tetap, sekitar 5m atau 10 m. Titik yang menjadi pengamatan adalah
titik tengah diantara
kedua elektroda dengan satuan mV/m. Berbeda dengan metode pertama, metode kedua yaitu metode amplitudo potensial dengan membiarkan satu elektroda tetap di base pada
tanah
yang
bukan
mineral dan juga
disertai dengan
mengukur perbedaan potensial (mV) dengan porous pot
kedua berpindah pindah sepanjang garis acuan pada jark yag tetap. Perlu untuk
dicatat adalah temperatur elektrolit pada pot yang bergerak agar tidak terlalu
berbeda dari elektroda acuan. Koefesien temperatur untuk tembaga tembaga sulfat sekitar 0,5 mV/oC, sekitar 0,25 mV/oC untuk elektroda perak perak klorida.
Seperti yang telah
disebutkan diatas, potensial
diri mengandung komponen alternatif
yang tetap dan berubah-ubah. Potensial diri dapat memiliki frekuensi sekitar 5-10 Hz yang disebabkan oleh efek moneter dan
periode yang lama dan mungkin
juga mendapatkan amplitudo yang
sama dengan potensial mineral. Ketika
signal
ditampilkan, potensial mineral dapat dipecahkan
dengan mengukur sepanjang profil yang sama pada waktu dan hari
yang berbeda. Gangguan listrik dapat juga terjadi jika pengukuran dibuat segera setelah hujan berat
atau lebih dekat dengan permukaan air. Kedalaman maksimum sensitivitas dari metode SP adalah sekitar 60-100 m, bergantung pada bijih mineral dan lapisan penutup (overburden) alamiah.
Pengukuran potensial
diri dapat juga dibuat diatas air
untuk mengukur arus potensial. Elektroda porous
pot dimasukkan pada kontainer supaya dapat melalui air tanpa menyebabkan kehilangan elektrolit yang dari elektroda tersebut. Metode ini hanya dapat bekerja jika arus aliran yang kecil (lateral of vertical)
dengan water
column.
Amplitudo dari setiap anomali SP yang diperoleh dengan water body yang bergaram (resistivitas 0,3 – 1Ω m) cenderung mengecil (Reynold, 1997: 500).
Interpretasi Anomali Self Potential
Anomali Self Potential sering dinterpretasikan secara kualitatif melalui bentuk profil, amplitudo,
polaritas, dan pola kontur. Bagian atas dari bijih mineral diasumsikan langsung berada dibawah posisi potensial minimum atau maksimum. Jika
sumbu
polarisasi yaitu
sumbu
diantara
katoda dan anoda
pada bijih mineral
adalah miring/lereng dari garis vertikal, bentuk profil akan menjadi asimetrik dengan kemiringan yang curam dan juga positif mengikuti keduanya
berada
pada sisi bawah
Kesulitan akan muncul ketika lebih dari dua sifat geologi memberikan pengaruh besar pada anomali SP
baik
itu kenaikan atau penurunan yang saling
melapisi. Anomali melebihi graphitic phyllities memiliki karakter sebagian besar (-740 mV) kurang dari mineral elektrokimia potensial. Anomali kedua (-650mV) telah dihasilkan oleh elektrokinetik potensial yang berhubungan dengan arus air melalui permeabel yang terpisahkan oleh timbunan
(conglomerates). Walaupun demikian,
jika ukuran yang sama terjadi berbeda dip (penukikannya), resultan
anomali dapat digunakan untuk memecahkan persoalan diantara keduanya.
Interperetasi selanjutnya adalah bagaimana memperkirakan bentuk dari bijh besi dibandingkan dengan bentuk geometri yang telah kita
ketahui biasanya bentuk bola atau silinder dengan asumsi arah polarisasi tertentu. Pendekatan
langsung dilakukan dengan menghitung
potensial listrik yang berkaitan
dengan model kemudian
dibandingkan dengan anomali
yang diamati. Dasar teori interpretasi anomali SP secara kuantitaf
pada bola yang
berpolarisasi
disumbangkan oleh Petrovski (1928) dan dikembangkan oleh De Witte (1962) diatas batangan oleh Stern (1945) dan
diatas plat tipis oelh Meiser (1962). Bentuk
laind ari model dan metode revisi dari
perhitungan telah dikembangkan oleh Hongisto (1993). Metode selanjutnya
disesuaikan
sampai dua
bentuk anomali tersebut sesuai dengan batas
statistik yang telah ditentukan, metode ini bekerja unutk data yang sangat
terbatas, jika corak geologi yang ada menyebabkan SP anomali takkan dapat menyesuaikan
diri pada bentuk geometri yang diberikan,
akan terjadi masalah yaitu semakin rumitnya pengolahan secara matematik dan juga
metode numerik sehingga sangatlah diperlukan pengolahan datanya dengan computer.
Pendekatan inversi digunakan untuk memanipulasi anomali observasi untuk menghasilkan model. Model tersebut akan
digunakan untuk memperkirakan ukuran corak geologi,
lebih detail pada investigasi geologis dan geofisika. Pendekatannya
adalah dengan mengasumsikan bahwa corak geologi menyesuaikan diri dengan bentuk geometri yang diberikan. Untuk
kedalaman
pada pusat anomali boleh diperkirakan dengan menggunakan
teknik half width.
Kelemahan
metode ini
yaitu
sering tidak
akuratnya
kemudian pembatasan dari
pendekatan yang terjadi bahwa lebar dari anomali mungkin lebih bersifat mengindikasikan luasnya saja secara fisik bukannya kedalaman
bentuk bijih
(Telford, 1990: 502).
DAFTAR PUSTAKA
Reynolds,
M.John. 1997 . An Introduction to Aplied and Enviromental Geophysics:
Spontaneus (Self-Potential Methods). New York : John Willey & Sons.
Telford.K.M,
Golder,L.P, and Sheriff.R.E. 1990.
Aplied Geophysics Secon Edition: Self Potential Method. Lombridge
University Press.
Yungul,S.
1950. Interpretation of Spontaneous Polarisation Anomalies Caused by Spheriodal
Orebodies: Geophisics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar